Sabtu, 07 Maret 2009

Kenapa Islam Terjajah

Terjadinya penjajahan atas dunia Islam sama sekali bukan karena kuat dan hebatnya si penjajah. Sebaliknya, justru karena daya tahan (immunitas) umat sepeninggal generasi terbaiknya mulai mengalami kelemahan dan loyo, sehingga kuman yang kecil pun sudah bisa merepotkan. Sebab dahulu umat Islam yang sedikit dan tidak seberapa kuat pernah menaklukkan Romawi, Persia, India, China, Mesir, Spanyol, Eropa dan lainnya. Separoh bulatan muka bumi pernah menjadi bagian dari negeri Islam. Padahal mereka dulunya hanyalah penghuni padang pasir tandus tanpa peradaban dan tanaman. Tak ada imperium besar dunia yang tidak ditaklukkan oleh umat Islam. Dan bukan sekedar ditaklukkan, bahkan kemudian dibangunlah di atasnya peradaban besar yang tercatat dengan tinta emas dalam sejarah peradaban umat manusia.

Lalu mengapa kemudian umat ini sampai terjajah ? Jawabnya sederhana saja, karena kita mau saja dijajah. Kalau kita tidak mau, yang terjadi pastilah perlawanan sengit sampai tetes darah yang penghabisan.

Dan sayangnya, penjajahan zaman sekarang ini berbeda dengan penjajahan di masa konvensional. Tidak menggunakan peluru dan mesiu, tapi menggunakan fikrah (pemikiran) dan urat syaraf. Sebuah psy war, perang pemikiran atau yang dikenal dengan istilah Al-Ghazwul Fikri yang terjadi dengan teramat dahsyatnya meski tak terlihat mata telanjang.

Hanya mereka yang cerdas, kritis dan teliti saja yang bisa menangkap realitas ini. Dan itulah barangkali penyebab utama mengapa umat Islam mau saja dijajah sedemikian rupa. Kelihatannya, mereka tidak sadar sepenuhnya bahwa diri mereka sedang dicabik-cabik oleh sistem canggih produk para penjajah dan penjarah dunia itu.

Sekarang ini kita perlu introspeksi, bahkan lebih dari sekedar introspeksi saja, kita perlu melakukan `operasi otak`, agar otak kita ini bisa kembali digunakan untuk berpikir normal dan menyadari kenyataan yang menimpa diri kita sendiri. Dan harus dilakukan secara massal, karena nyaris tak satupun di antara bangsa-bangsa muslim di dunia ini yang tidak terkena racun limbah pemikiran barat.

Dan para ulama, tokoh Islam serta aktifis pergerakan Islam adalah orang-orang yang paling bertanggung-jawab untuk menyadarkan umat atas musibah abad ini. Dari mulut mereka kita harapkan pencerahan dan penyadaran atas realitas penjajahan sistem hidup ini.

Kemudian, sekedar kesadaran dari umat saja belum cukup, sebab sekedar menyadari bahwa dirinya dijajah tapi kemudian diam dan bengong saja tanpa bisa melakukan upaya apapun, tentu lebih konyol lagi. Maka mereka yang sudah sadar harus digerakkan untuk bisa bekerja dan beramal yang produktif.

Dan bekerja secara produktif itu perlu dilakukan secara bersama-sama, tidak bisa sendiri-sendiri. Disini dibutuhkan sinergi dari berbagai elemen umat agar kerja-kerja itu menjadi efektif dan efisien. Elemen-elemen umat diharapkan bisa mengembangkan potensi masing-masing namun tetap bersatu dan bersinergi serta saling menguatkan satu sama lain. Bukan saling ingin menang sendiri, saling cakar dan saling sikut yang akhirnya malah akan saling melemahkan.

Umat ini sebenarnya punya potensi besar yang bisa ditumbuhkan menjadi sangat kuat dan sangat besar. Namun semua itu perlu diselaraskan dan ditata sedemiian rupa agar bermanfaat dan bernilai produktif buat kebangkitan Islam yang konon sudah di ambang pintu.

Semoga Allah SWT mengembalikan kejayaan umat Islam ini sebagaimana dahulu pernah dilakukan-Nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

@ALQUDS Community